Setelah melihat keindahan danau Tondano dan kehidupan di sekitarnya, tidak lupa saya mencari informasi mengenai sejarah maupun legenda yang ada di sekitar. Karena menurut saya danau Tondano tidak serta merta ada di wilayah yang bisa dibilang padat penduduk. Meskipun bisa jadi kepadatan tersebut karena keberadaan sumber daya alam yang memudahkan manusia untuk mempertahankan hidup.
Menurut warga sekitar, danau Tondano merupakan danau yang terjadi akibat letusan gunung berapi yang sering disebut sebagai kembaran gunung kaweng, masuk akal juga menurut saya bahwa sejarah danau Tondano merupakan dampak dari letusan gunung berapi. Namun rasa keingintahuan saya tidak cukup sampai disitu hingga mendapatkan cerita utuh mengenai sejarah danau Tondano.
Masyarakat sekitar mempercayai adanya suatu peristiwa sebelum terjadi bencana gunung berapi tersebut. Dahulu wilayah Tondano memiliki 2 gunung berapi yang menjulang tinggi dibandingkan gunung-gunung yang lainnya. Kedua gunung tersebut memisahkan wilayah Tondano utara dan selatan. Masing-masing wilayah tersebut memiliki penguasa tersendiri, yakni seorang Tonaas (merupakan sebutan penguasa di wilayah tersebut) yang mempunyai seorang putra tunggal yang bernama Maharimbow dan berkuasa di wilayah selatan. Sedangkan wilayah utara dikuasai oleh seorang Tonaas yang memiliki anak perempuan semata wayang bernama Marimbow. Karena kecemasan mengenai pewaris tahta, ayahnya memerintahkan Maharimbow untuk berpakaian layaknya laki-laki dan melarangnya menikah sebelum ayahnya tersebut meninggal. Marimbow pun memenuhi permintaan ayahanya dan bersumpah jika permintaan ayahnya tersebut tidak dipenuhi maka akan terjadi bencana di wilayah tersebut.
Entah karena sebab apa kedua pewaris tahta dari masing-masing penguasa tersebut bertemu di perbatasan, entah suatu kesengajaan atau tidak. Maharimbow yang melihat Marimbow sangat terkesan kepadanya, meskipun berpakaian layaknya seorang lelaki, Maharimbow melihat ada kelembutan dan kecantikan di diri Marimbow.
Karena rasa keingintahuan yang tinggi pada diri Maharimbow, maka ia berusaha untuk mencari tahu siapa sebenarnya orang yang barusan ia temui, apakah benar seorang laki-laki atau justru seorang wanita seperti yang ia fikirkan. Pada pertemuan kedua mereka saling bertengkar entah karena disebabkan oleh masalah apa, yang jelas setelah pertemuan tersebut mereka berdua saling jatuh cinta dan bersepakat untuk menjadi suami istri serta bertekad untuk mempersatukan kedua wilayah yakni selatan dan utara yang merupakan kekuasaan masing-masing ayah dari keduanya.
Meskipun hubungan tersebut tidak direstui oleh masing-masing ayah dari Marimbow dan Maharimbow, namun keduanya bertekad untuk tetap menikah dan meninggalkan rumah masing-masing menuju sebuah hutan. Keesokan hari setelah pernikahan keduanya, wilayah tersebut dilanda bencana yakni gempa dan gunung meletus yang menghancurkan wilayah tersebut karena lahar panas. Dari meletusnya gunung berapi terbentuk sebuah kawah yang luas dan lambat laun tergenang oleh air dan disebut sebagai Danau Tondano.
Memang asyik membicarakan cerita rakyat yang sangat kental akan keyakinan, meskipun secara intelektual bagi saya cerita tersebut tidak memiliki kebenaran 100% namun biarlah misteri sejarah danau Tondano tetap lestari bersamaan lestari nya Danau tersebut.