Nama Ferdinand Edralin Marcos mulai terkenal di kalangan masyarakat pada tahun 1939 karena Marcos berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian nasional dan akhirnya memperoleh izin praktek sebagai pengacara sekaligus berhasil memenangkan perkaranya pada tingkat naik banding berkaitan dengan tuduhan bahwa Marcos telah membunuh saingan ayahnya dalam salah satu pemilihan pada masa lampau. Reputasi Marcos kemudian semakin menggemparkan dengan kisah-kisahnya mengenai kepiawaian ketika menjadi pemimpin geriliya dalam Perang Dunia II dengan isu bahwa Marcos dilindungi oleh sebuah jimat yang mana merupakan pemberian dari pemimpin sebuah gereja, yaitu Gereja Merdeka Filipina.
Kemampuan Marcos dalam berpolitik tercipta melalui peranannya dalam memimpin suatu pemerintahan pasca perang di Luzon bagian utara serta keberhasilannya memperjuangkan pembayaran uang rapel dan tunjangan-tunjangan lainnya dari Amerika Serikat untuk para veteran Filipina. Marcos terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya pada tahun 1949, dan akhirnya terpilih kembali pada tahun 1953 dan 1957. Pada tahun 1959 Marcos mencalonkan diri menjadi anggota Senat, dan akhirnya berhasil menjadi yang teratas meskipun berasal dari Partai Liberal, karena pada saat itu Partai Nacionalista yang telah mendomonasi.
Kemampuan Marcos dalam berpolitik tercipta melalui peranannya dalam memimpin suatu pemerintahan pasca perang di Luzon bagian utara serta keberhasilannya memperjuangkan pembayaran uang rapel dan tunjangan-tunjangan lainnya dari Amerika Serikat untuk para veteran Filipina. Marcos terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya pada tahun 1949, dan akhirnya terpilih kembali pada tahun 1953 dan 1957. Pada tahun 1959 Marcos mencalonkan diri menjadi anggota Senat, dan akhirnya berhasil menjadi yang teratas meskipun berasal dari Partai Liberal, karena pada saat itu Partai Nacionalista yang telah mendomonasi.
Marcos memperkirakan bahwasannya partainya mampu membawanya dalam kemenangan namun ternyata kalah siasat dengan Macapagal. Meskipun kalah siasat dengan Macapagal, keberuntungan berpihak pada Marcos sebab ternyata Macapagal mengingkari janjinya untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden yang kedua kalinya dan akhirnya Marcos pada pemilihan yang kedua bergabung dengan partai Nacionalista dan akhirnya mampu memenangkan pemilihan tersebut. Bagaimanapun prestasi yang dihasilkan oleh Marcos dalam pemilihan, sebenarnya didukung dengan melemahnya pemerintahan Macapagal. Dalam hasil audit nilai kekayaan calon presiden, kekayaan Marcos mengundang kontraversi, karena berdasarkan pernyataan Marcos sendiri, kekayaan Marcos tersebut berasal dari penghasilan prakteknya sebagai seorang pengacara, namun lawan-lawannya menyatakan bahwa kekayaan Marcos berasal dari penyalagunaan jabatan-jabatan resminya untuk kepentingan pribadi.