Sejarah Mataram Islam (3) Penobatan Raden Mas Martapura
Memang
tidak banyak sumber sejarah yang menceritakan Raden Mas Martapura secara detail
dan lengkap. Hal tersebut tidak lain karena beliau menjabat sebagai raja
Mataram hanya dalam waktu satu hari. Untuk mengetahui kisahnya, silahkan simak
uraian di bawah ini.
Penobatan Raden Mas Martapura. Semasa
menjabat sebagai adipati anom pada pemerintahan ayahnya (Panembahan Senopati),
Mas Jolang telah berjanji kepada istrinya yakni Ratu Tulung Ayu jika kelak
beliau dinobatkan menjadi seorang Raja, beliau berkeinginan untuk menjadikan
anak mereka sebagai pewaris tahta (adipati anom). Namun siapa sangka sekian
lama dari pernikahan keduanya tidak juga dikaruniai anak, hal tersebut kemudian
mendorong Mas Jolang untuk menikah lagi dengan putri raja Pajang (Pangeran
Benawa). Dari pernikahan tersebut keduanya dikarunia putra pertamanya yakni Mas
Rangsang pada tahun 1593 (kelak akan mengantarkan Mataram Islam pada masa
Kejayaannya). Pada tahun-tahun awal Mas Jolang menjabat sebagai Raja Mataram
barulah lahir Raden Mas Martapura dari istri pertamanya, tepatnya pada tahun
1605. Dalam buku Babad Tanah Jawi dikisahkan bahwa R.M. Martapura mengidap
penyakita yang berkaitan dengan syaraf, sehingga tidak mungkin mewarisi tahta
menjadi seorang raja.
Sebelum
Prabu Hanyokrowati menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya, beliau
berusaha untuk menepati janji yang pernah diucapkannya kepada Ratu Tulung Ayu,
maka dari itu Raja kedua Mataram Islam tersebut berpesan pada Adipati Mandaraka dan Pangeran Purbaya agar
yang dinobatkan menjadi Raja penggantinya adalah Raden Mas Rangsang, dengan
syarat Raden Mas Martapura terlebih dahulu dinobatkan menjadi Raja.
Sebagaimana
dituliskan di atas, Raden Mas Martapura terlahir pada tahun 1605, itu berarti
usianya baru menginjak 7 tahun pada saat dinobatkan menjadi raja Mataram ketiga
tahun 1613. Sedangkan Raden Mas Rangsang berusia 20 tahun. Sesaat setelah penobatan Raden Mas Martapura, Adipati
Mandaraka berbisik kepada R.M. Martapura untuk turun tahta kemudian
memberikannya kepada R.M Rangsang sebagaimana wasiat dari Prabu Hanyokrowati.
Karena
itulah kenapa penobatan Raden Mas
Martapura tidak diakui para tokoh kerajaan dan bangsawan pada masa itu.
Mulai dari sini pula Raden Mas Rangsang dinobatkan menjadi Raja Mataram dengan gelar
Prabu Hanyokrokusumo yang kelak mengantarkan kejayaan kerajaan Mataram Islam.
Baca Juga: